Penyakit rabies tak bisa dipandang remeh karena penyakit
yang menyerang sistem saraf pusat manusia ini dapat menimbulkan
cacat seumur hidup bahkan kematian.
Data terbaru di tahun lalu mencatat posisi tertinggi angka kasus kematian akibat rabies terjadi di Sulawesi Selatan dan Kalimantan Barat dengan jumlah sebanyak dua puluh dua kasus. Disusul Sulawesi Utara lima belas kasus, Sumatera Utara sebelas kasus, dan Nusa Tenggara Timur sepuluh kasus.
Direktur Kesehatan Hewan kementrian kesehatan republik indonesia mengatakan, sebanyak sembilan puluh delapan persen penularan penyakit rabies berasal dari liur anjing saat mengigit manusia, sisanya atau sekitar dua persen berasal dari gigitan kucing dan kera.
Di beberapa daerah, anjing itu tak hanya sebagai hewan peliharaan tapi buat jaga ternak. Nah, (salah satunya) Kalbar itu, (provinsi ini) memang masih masalah,"kata Direktur Kesehatan Hewan Kemenkes dalam temu media beberapa waktu lalu. Anjing-anjing yang digunakan untuk menjaga ternak umumnya sulit untuk mendapatkan vaksin karena Mereka itu anjing yang dibiarkan begitu saja, perlakuanya berbeda dengan anjing yang dipelihara di rumah pada umumnya.
Pemberian vaksin adalah satu-satunya cara untuk mencegah penularan penyakit rabies. Suntik vaksin paling tidak dilakukan sekali dalam setahun untuk terus memperbaharui daya tahan atau antibodi anjing
masyarakat yang tinggal di wilayah rawan penyakit rabies untuk terus waspada. Luka gigitan anjing, kucing, dan kera sebaiknya dicuci dengan bersih untuk membunuh virus. Untuk lebih memastikan, masyarakat diharapkan datang ke Puskesmas untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Setiap Puskesmas yang berada dalam kawasan rawan penyakit rabies telah menyediakan serum dan vaksin
untuk itu tips apabila terkena gigitan adalah segera untuk mendapatkan serum di sekitar luka gigitan, kemudian dilanjutkan dengan memberikan vaksin, tujuannya adalah untuk membentuk antibodi sehingga tubuh akan dapat melawan penyakit rabies tersebut.
bila virus rabies telah masuk ke dalam tubuh, seseorang akan mengalami gejala yang hampir mirip menyerupai kasus virus yang menyerang anjing perbedaanya adalah pada manusia, gejala tersebut akan muncul pada dua sampai tiga bulan pasca gigitan, dampaknya adalah perasaan gelisah, takut cahaya, dan takut air, serta mual-mual dan pusing.
Jika tidak segera mendapat penanganan yang baik, virus akan perlahan-lahan menggerogoti tubuh kemudian menyerang otak manusia dan fase ini adalah fase yang sudah fatal.
mari tetap sayangi binatang namun dengan cara yang benar sehingga segala dampak negatifnya bisa diminimalisir
Comments
Post a Comment